Mengapa Surat At-Taubah Tak Dianjurkan Membaca Basmallah ?

Mengapa Surat At-Taubah Tak Dianjurkan Membaca Basmallah ?


Mengapa Surat At-Taubah Tak Dianjurkan Membaca Basmallah ? - Saat kita belajar mengaji Al-Qur'an, guru kita pasti tak lupa menyerukan agar dimulai dengan bacaan basmallah di setiap surat. Namun, hal ini berbeda saat kita membaca Surat At-Taubah, guru kita pastinya tidak menganjurkan untuk membaca basmallah, bahkan di awal Surat At-Taubah pun tidak terdapat penulisan basamallah sebagaimana surat-surat lainnya.

Tentu saja hal ini memunculkan sebuah pertanyaan dalam pikiran, mengapa demikian ?. Nah, untuk itu di sini ada beberapa alasan shohih dari para ulama' mengapa tidak dianjurkan membaca basmallah Surat At-Taubah :

1. Perselisihan Mengenai Surat At-Taubah Termasuk Bagian Surat Al-Anfal

Pembukuan Al-Qur'an menjadi mushaf berlangsung pada masa Khalifah Usman bin Affan ra yang telah disetujui dan disepakati oleh segenap sahabat Nabi SAW, yang diketuai oleh Sahabat Zaid bin Tsabit ra.

Khalifah Usman bin Affan ra mengumpulkan banyak Hamilul Qur'an (orang-orang yang hafal Al-Qur'an) saat itu. Proses pembukuan itu berlangsung sangat rinci dan murni, bahkan saking berhati-hatinya, setiap ayat Al-Qur'an yang akan ditulis harus diseleksi oleh 2 orang sahabat yang langsung mendengar ayat itu dari Nabi SAW.

Namun, terjadi perselisihan pendapat pada saat sampai pada Surat At-Taubah, yaitu perselisihan pendapat apakah Surat At-Taubah merupakan surat mandiri atau merupakan bagian dari Surat Al-Anfal (surat sebelum At-Taubah).

Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan saat Sahabat Ibnu Abbas ra bertanya kepada Khalifah Utsman bin Affan ra mengenai masalah ini, kesimpulan perselisihan pendapat antara Surat Al-Anfal dan Surat At-Taubah terjadi karena 2 alasan, yaitu :

Ketika Nabi SAW menerima wahyu, maka Beliau akan memerintah sekretaris pribadi untuk mencatat dan menempatkan letak wahyu tersebut, misalnya ayat ini ditempatkan di surat ini dan surat ini ditempatkan di sini, dan seterusnya. Namun, sebelum Nabi SAW menjelaskan tentang penempatan Surat At-Taubah, Beliau telah berpulang ke rahmatullah.

Surat Al-Anfal merupakan surat yang pertama kali di turunkan di Kota Madinah dan Surat At-Taubah adalah surat yang terakhir diturunkan di Kota Madinah, di mana penyajian dan kisah keduanya hampir mirip sehingga itu pun menjadikan salah satu sebab perselisihan pendapat. 

2. Keputusan Bijak Khalifah Utsman bin Affan Untuk Mereda Perselisihan

Nah, untuk meredakan perselisihan para sahabat dalam menulis masalah tersebut, maka Khalifah Utsman bin Affan ra memutuskan kebijakan untuk tidak menulis basmallah di awal Surat At-Taubah. Akhirnya, para sahabat pun menyetujui dan menyepakati keputusan itu, sebagaimana jawaban beliau ketika ditanya oleh Sahabat Ibnu Abbas ra dalam penjelasan Kitab Ibnu Katsir.

3. Basmallah adalah Ayat Aman, Sedangkan Surat At-Taubah adalah Surat Perang

Alasan lain yang menjadikan mengapa Surat At-Taubah tidak dianjurkan untuk membaca basmallah adalah karena basmallah merupakan ayat rohmat dan aman, sedangkan Surat At-Taubah adalah surat yang mengandung unsur perang, sehingga antara basmallah dan Surat At-Taubah seolah tidak sesuai disatukan, sebagaimana dalam keterangan Kitab Tafsir Al-Maraghi.

4. Dalam Tradisi Arab, Memutuskan Perjanjian Dengan Mengirimkan Surat Tanpa Basmallah

Surat At-Taubah merupakan Surat Madaniyyah, yaitu surat yang diturunkan di Kota Madinah, tepatnya pada tahun 9 Hijriyyah. Surat At-Taubah ini juga dinamakan Surat Bara'ah yang artinya Allah SWT dan Rasulullah SAW beserta kaum muslimin tidak bertanggung jawab alias lepas tangan atas kaum musyrikin yang telah mengingkari perjanjian damai, mereka brsekongkol dengan musuh-musuh kaum muslimin.

Awal Surat At-Taubah turun kepada Rasulullah SAW sekitar 2 bulan setengah setelah Beliau kembali dari Perang Tabuk yang merupakan perang terakhir semasa Beliau hidup. Pada saat musim haji, berita kaum musyrikin melakukan thawaf pun terdengar, mereka thawaf di Baitullah dalam keadaan telanjang sebagaimana adat mereka.

Rasulullah SAW pun merasa geram dan tidak suka jika bercampuran haji dengan kaum musyrikin yang dalam keadaan seperti itu. Kemudian Beliau memerintahkan Sahabat Abu Bakar as sebagai amirul haj (pemimpin haji) untuk mengkondisikan ibadah haji.

Sedangkan turunnya awal Surat At-Taubah merupakan pemutusan perjanjian yang sebelumnya diingkari oleh kaum musyrikin. Pada musim haji tersebut, Sahabat Ali bin Abi Thalib diperintahkan untuk membacakan awal Surat At-Taubah, beliau membacakannya dengan tanpa basmallah sebagaimana adat orang Arab jika memutuskan sebuah perjanjian maka pengiriman surat pemutusan tanpa disertai basmallah sebagai pembuka.

Demikian itulah, salah satu alasan yang dijadikan pertimbangan mengapa membaca Surat At-Taubah tidak dianjurkan membaca basmallah.

Wallahu a'lam bis showab,

Baca juga : Nama-Nama Lain Surat At-Taubah.