Kaidah I'lal 8 Dalam Kitab Qawaidul I'lal

Kaidah I'lal 8 Dalam Kitab Qawaidul I'lal

Kaidah i’lal adalah disiplin ilmu yang penting untuk dipahami dalam melatih wawasan berbahasa Arab. Dengan mempelajari kaidah-kaidah i’lal, kita dapat mengetahui seperti apa perubahan pola dan bentuk suatu lafadz. Selain itu, kaidah i’lal terkadang dibutuhkan untuk memahami materi-materi tertentu, baik dalam ilmu nahwu, sharaf, bahkan tajwid sekalipun.

Berbicara tentang kaidah i’lal, saya di sini mengambil sumber dari Kitab Qawaidul I’lal. Sebagaimana kaidah-kaidah i’lal yang sudah saya terbitkan di posting-posting berbeda, selanjutnya mari kita bersama-sama belajar kaidah i’lal ke-8.

Baca terlebih dahulu: Download Kitab Qawaidul I'lal dan Terjemah Lengkap.


Rumusan Kaidah I'lal 8

Hal pertama yang perlu untuk dipahami adalah mengenal rumusan kaidah i’lal ke-8. Ini sangatlah penting sebagai dasar untuk memahami contoh dan prosesnya. Berikut rumusan kaidah i’lal ke-8:

اِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ بَعْدَ كَسْرَةٍ فِيْ اِسْمٍ اَوْ فِعْلٍ، اُبْدِلَتْ يَاءً، نَحْوُ رَضِيَ وَغَازٍ اَصْلُهُمَا رَضِوَ وَغَازِوٌ

Tatkala ada huruf wawu jatuh setelah harakat kasrah di dalam isim atau fi'il, maka huruf wawu itu diganti dengan huruf ya'. Contoh "رَضِيَ" dan "غَازٍ" asalnya adalah "رَضِوَ" dan "غَازِوٌ".


Penjelasan Kaidah I’lal 8

Tentunya, rumusan kaidah i’lal ke-8 di atas sekiranya masih membingungkan. Untuk itu, pada sub-sub topik di bawah nanti, saya akan menjelaskan penjabaran dari rumusan kaidah i’lal tersebut:


1. Penjelasan Rumusan Kaidah I’lal 8

Dari kaidah di atas, baik tulisan versi Arab maupun terjemah Bahasa Indonesianya, maka hal penting yang perlu dicatat mengenai kaidah ke-8 ini adalah:

  • adanya huruf wawu yang jatuh setelah huruf yang berharakat kasrah
  • terjatuhnya huruf wawu tersebut berlaku baik di dalam isim maupun fi'il.

Maka, huruf wawu tersebut harus diganti menjadi huruf ya'.


2. Contoh Kaidah I’lal 8

Selanjutnya, tabel berikut menunjukkan contoh-contoh kaidah i’lal ke-8 sebagaimana dalam rumusan yang telah disebutkan:

Lafadz Asli Lafadz I'lal

رَضِوَ

رَضِيَ

غَازِوٌ

غَازٍ


Proses I'lal Lafadz رَضِيَ

Lafadz رَضِيَ asalnya adalah رَضِوَ mengikuti wazan فَعِلَ (fi'il madli).

Berdasarkan kaidah 8 di atas, pada lafadz رَضِوَ terdapat huruf wawu yang terjatuh setelah huruf yang berharakat kasroh, maka huruf wawu tersebut harus diganti menjadi huruf ya', sehingga berubah menjadi lafadz رَضِيَ.

Berikut tabel ringkasan proses i’lal menjadi lafadz رَضِيَ:

Lafadz Asli Lafadz I'lal

غَازِوٌ

غَازٍ


Proses I'lal Lafadz غَازٍ

Sebenarnya, proses i’lal lafadz غَازٍ sudah dijelaskan pada kaidah i’lal ke-5. Proses i’lal lafadz غَازٍ sendiri berkaitan dengan kaidah i’lal ke-5 dan ke-8.

Lafadz غَازٍ asalnya adalah lafadz غَازِوٌ yang mengikuti wazan فَاعِلٌ. Namun, di sini ada beberapa tahapan yang berkaitan dengan kaidah i’lal ke5 dan kaidah i’lal ke-8:

  • Tahap Pertama Berdasarkan Kaidah 8: Pada lafadz غَازِوٌ terdapat huruf wawu yang berada di akhir kalimat. Sedangkan huruf sebelum wawu berharakat kasrah. Dengan demikian, huruf wawu tersebut harus diganti menjadi huruf ya' sehingga menjadi lafadz غَازِيٌ. 
  • Tahap Kedua Berdasarkan Kaidah I'lal 5: Pada lafadz غَازِيٌ, terdapat huruf ya' berharakat dlammah yang berada diakhir kalimat. Maka, harakat dlammah tersebut harus diubah menjadi harakat sukun untuk memudahkan pengucapan lisan, sehingga lafadznya berubah menjadi غَازٍيْ. Baca selengkapnya: Kaidah I’lal 5 Dalam Kitab Qawaidul I’lal.
  • Tahap Ketiga: Pada lafadz غَازٍيْ terdapat tanwin dan sukun yang tersambung dalam satu kalimat (dalam istilah arab, ini disebut اِلْتِقَاءُ السَّاكِنَيْنِ atau bertemunya 2 huruf mati. Maka, huruf ya' harus dibuang untuk memudahkan pengucapan, sehingga menjadi lafadz غَازٍ.

Di bawah ini adalah tabel ringkasan dari tahap i’lal yang telah dijelaskan:

Lafadz Asli Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 (Hasil)

غَازِوٌ

غَازِيٌ

غَازٍيْ

غَازٍ


Demikian penjelasan kaidah i'lal yang ke delapan, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua, secara khusu bagi penulis blog dan bagi pembaca secara umumnya, terima kasih.